Karawitan-7 Fungsi Sekar

Berbicara mengenai fungsi sekar, bisa ditempatkan dalam dua jalur. Jalur pertama secara khusus dan jalur kedua dimana sekar itu ditempatkan. Hal ini penting sekali untuk lebih menembus tujuan yang lebih mendasar.

Fungsi sekar secara khusus adalah memformulasikan dan mengungkapkan ungkapan perasaan melalui kata dan senandung dengan media seni suara sebagai penghantarnya.
Dalam batasan ini bisa saja fungsi sekar itu untuk diri sendiri. Kadang kala dirasakan bahwa dengan kata-kata biasa tidaklah merasa cukup puas untuk mengemukakan sesuatu, terutama yang bersifat pribadi. Suatu kehendak, angan-angan, suatu pandangan bisa diolah dan lahir dengan lebih luwes melalui seni suara. Memang karena masalahnya telah diramu dengan proses seni, penyampainnya menjadi lain, dalam arti kata ada sesuatu keindahan tersendiri yang terkandung di dalamnya.
Seni suara (Sekar) adalah konsumsi pendengaran, tetapi pengolahan tertentu telah menjadikan sentuhan lebih dalam lagi; dia berbicara antara hati dan hati. Karena itulah keabadian sering mewarnai lagu. Dari ungkapan-ungkapan melalui suara, maka terjelmalah media yang lebih luas untuk mengetengahkan maslah-masalah, baik yang bersifat pribadi maupun masalah umum, dituangkan melalui seni suara. Misi-misi yang terkandung dalam kata-kata lagu bisa melahirkan kegunaan-kegunaan tertentu antara lain:
1) Ajakan-ajakan ke arah nilai-nilai kehidupan. Umpamanya untuk kebersihan, kesehatan, rajin belajar, kegotong royongan, keagamaan, berbakti dan lain-lain
2) Mengetengahkan permainan. Dari ungkapan ini bisa diketahui tentang lagu-lagu permainan yang biasanya sangat erat berhubungan dengan gerak.
3) Memberi semangat juang dan kebangsaan. Dikenal lagu-lagu perjuangan sangat banyak memberi dorongan kepada para pejuang. Demikian pula dengan lagu kebangsaan yang selalu dikumandangkan dalam upacara-upacara resmi. Bahkan lagu-lagu tertentu dijadikan lagu wajib untuk diketahui dan dipahami oleh semua warga Negara (masyarakatnya).
4) Sentuhan kerohanian. Tidak jarang kita mendengar adanya suatu jalinan antara vocal dengan ajaran agama. Sebagi contoh pada lagu pupujian, tagoni, nasyid dan lain-lain.
5) Serpihan kenangan dan cinta. Kiranya ungkapan emosi yang banyak diketengahkan dalam lagu adalah yang paling banyak dikumandangkan. Remaja tanpa lagu cinta seperti sepi adanya. Begitu pula kenangan terhadap tempat dan nama-nama yang memberi arti sering dikumandangkan melalui seni vocal.
6) Membantu proses pengobatan. Seperti tidak mungkin, tetapi demikianlah keadaannya pada perkembangan akhir-akhir ini. Supaya keadaan si sakit itu tenang, dia sering dibantu dengan unsure seni, diantaranya seni vocal. Nyanyian yang tenang dapat menyejukan hati. Bahkan lagu-lagu yang merupakan kenangan yang manis bagi si sakit dengan sengaja diperdengarkan berulang-ulang.

Demikianlah beberapa kekhususan dari kegunaan sekar. Banyak hal yang belum terungkap dari pokok-pokok di atas, tetapi secara global kiranya dapat terjangkau dengan pendekatan tema-tema tertentu.

Selanjutnya fungsi vokal menurut pergelarannya, pergelaran yang akan ditinjau adalah yang menempatkan vokal sebagai penunjang saja atau unsur-unsur pelengkap
Pada pergelaran wayang, sekar berfungsi sebagai:
a. Pengisi hiburan diantara celah-celah antara babak-babak ceritera yang sedang dipergelarkan.
b. Memberi suasana pada adegan-adegan yang sinkron dengan alur ceritera
c. Membantu kakawen yang biasa dibawakan oleh dalang
d. Memberikan “sasminating gending” pada adegan-adegan tertentu
e. Memberikan hiasan-hiasan pada gending iringan dengan improvisasi-improvisasi lagunya.

Dalam iringan tari, misalnya, sekar bisa berfungsi sebagai pemberi suasana pada adegan yang sedang dimainkan. Misalnya saja pada adegan kesedihan, marah dan lain-lain. Hal lain pula sebagai penghantar keterangan tentang cerita dan keadaan tokoh yang sedang dimainkan. Misalnya sedang menceritakan keadaan di Negara Wirata atau memperkenalkan tokoh Srikandi.

Pada Drama Suara, fungsi sekar mutlak adanya. Kemutlakan itu didasarkan bahwa justru ungkapan yang dituangkan melalui cerita itu disampaikan melalui sekar, baik sekar tandak maupun sekar irama merdeka.

Dalam teater rakyat, sekar berfungsi sebagai pelengkap materi pertunjukan. Tetapi dalam beberapa adegan tertentu dia bisa menjadi mutlak adanya apabila si tokoh pemain mempergunakannya sesuai dengan jalur cerita yang harus dinyanyikan. Sekar sebagai pelengkap misalnya pada waktu permainan belum dimulai. Dalam pertunjukan wayang biasa disebut tatalu yang kegunaannya untuk mengumpulkan penonton. Dalam proses ini, di sandiwara rakyat, sekar sering diperdengarkan. Seandainya setelah main, sekar dihidangkan pada pergantian-pergantian adegan. Secara mandiri sekar dalam sandiwara dipergunakan untuk nyarayuda (nyarayuda: ialah meminta sumbangan pada waktu istirahat).

Pada pergelaran ketuk tilu, sekar mempunyai fungsi yang sedikit unik Sekar adalah daya pemikat. Adapun pikatan itu bisa terjalin oleh dua cara:
a. Suara yang indah meliuk tinggi membawa kesegaran yang tersendiri bagi para penontonnya. Apalagi kalau dalam teknik bernyanyinya dibarengi dengan gerak-gerak tari yang memikat erotis.
b. Rumpaka dalam pagelaran ketuk tilu mempergunakan kata-kata cinta. Mengingat bahwa para penonton itu sering tidak menampakkan diri atau sembunyi-sembunyi, maka dengan kata-kata yang menantang dia ungkapkan melalui sekar datang menghampirinya.

Demikianlah beberapa cuplikan kegunaan sekar dalam materi-materi yang terpisah. Fungsi sekar dalam materi yang khusus dari pergelarannya, seperti rampak sekar, kiliningan, bajidoran dan lain-lain, jelas selain merupakan bentuk pertunjukan hiburan dia juga berfungsi sebagai media untuk mengetengahkan seni suara.

Buku-Buku Sekar
Buku-buku yang pernah dicetak/diterbitkan, yang isinya mengetengahkn lagu-lagu vokal/sekar, antara lain:

a. Sari Arum Rd. Machyar Anggakusumadinta
b. Kawih Murangkalih Rd. Machyar Anggakusumadinta
c. Resep Mamaos Mang Koko dan Oeyeng Soewargana
d. Taman Cangkurileung Mang Koko
e. Ganda Mekar Mang Koko
f. Taman Bincarung Mang Koko dan MO Koesman
g. Seni Suara Sunda Mang koko dan P. Nataprawira
h. Pupuh Mang Koko
i. Perkembangan Tembang Kawih Sunda Barmara (OK Yaman dan Ida Ahman)
j. Sekar ligar Ujo Ngalagena, dkk
k. Tembang Sunda Mang Endang
l. Sekar Mayang Mang Koko
m. Tembang Sunda Mang Endang
n. Kawih Tradisional Djoedjoe Sain
o. Haleuang Tandang Nano. S
p. Kawih Degung Djoedjoe Sain